Punya Keinginan Tertentu? Baca Al-Fatihah 40 Kali Sehabis Salat Maghrib

Rabu, 30 September 2020 - 11:51 WIB
Ilustrasi/Ist/Miftah
AL-FATIHAH adalah nama surah pertama dalam Al-Quran , sekaligus induk atau ibunya Al-Quran (Ummul Qur’an). Al-Fatihah disebutkan oleh Allah SWT dari ayat-ayat Al-Quran yang lain, sebagai Assab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). ( )


Maksud dari kata Assab’ul Matsani adalah bahwa surah al-Fatihah yang jumlah ayatnya tujuh tersebut diucapkan berulang-ulang oleh kaum muslimin, dalam sehari semalam minimal sebanyak 17 kali bacaan sesuai dengan jumlah rakaat salat wajib. ( )


Itu terjadi karena al-Fatihah menjadi syarat sah dan tidak sahnya salat seseorang. Surah al-Fatihah adalah rukun dari salat, jadi tidak ada salat seseorang tanpa adanya Al-Fatihah.

Dalam hadis yang lain, disebutkan:

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدَ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ



قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَهِيَ مَقْسُومَةٌ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Huraits, telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl bin Muusaa, dari ‘Abdul Hamiid bin Ja’far, dari Al-‘Alaa’ bin ‘Abdurrahman, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Ubay bin Ka’b -radhiyallahu ‘anhuma-, ia berkata, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Allah tidaklah menurunkan pada Taurat dan tidak juga pada Injil semisal Ummul Qur’an (Surat Al-Fatihah), dia adalah As-Sab’ul Matsaaniy (tujuh ayat yang diulang-ulang) dan dia terbagi diantara Aku dan hambaKu, dan untuk hambaKu apa yang diminta.” [Jaami’ At-Tirmidziy no. 3125; Sunan An-Nasaa’iy no. 914; Musnad Ahmad no. 20589] – Shahih. Dishahihkan Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah dalam Shahiihul Jaami’ no. 5560.




Dalam Hadis Riwayat Bukhari disebutkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin, adalah tujuh surat terbesar yang berisi pujian dan terus diulang, intisari dari Al-Qur’an yang mulia yang diturunkan kepadaku”.

Dan dijelaskan pula dalam Hadis Riwayat An-Nasaai bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Maukah engkau aku beritahu tentang ayat Al-Qur’an yang paling mulia, maka beliau membaca surat Al-Fatihah”. ( )


Selain dinamai al-Fatihah, surah ini juga mempunyai nama-nama lain seperti Ummul Kitab (induk kitab), Assab’ul al-Matsani (tujuh yang diulang), Al-Wafiyah (yang sempurna), Asy-Syafiyah (yang menyembuhkan), dan Asy-Syifa’ (obat).

Surah Al-Fatihah diturunkan di Makkah terdiri dari tujuh ayat, menurut Imam asy-Syafi'i . Imam Malik menyebutnya enam ayat. Mereka yang berpendapat bahwa ayat surah Al-Fatihah hanya enam, tidak memasukkan basmalah bagian dari surah tersebut. ( )


Jumlah huruf yang ada dalam surah al-Fatihah adalah 139 huruf, yang terangkai dalam 25 kata. Adapun unsur-unsur pokok yang terdapat dalam al-Fatihah adalah cerminan dari isi Al-Quran, sebagaimana al-Fatihah yang menjadi inti dari Al-Quran. Beberapa unsur pokok tersebut yakni tentang keimanan, hukum dan kisah-kisah.

Perantara

Ada banyak rahasia dan keistimewaan surah al-Fatihah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa jika kita punya suatu hajat apapun, surah Al-Fatihah bisa menjadi perantara untuk hajat tersebut. Dan hal ini tentu saja sudah masyhur dalam tradisi umat Islam. ( )


Surah Al-Fatihah juga mempunyai keutamaan sebagai sebab terkabulnya doa

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَأَحْمَدُ بْنُ جَوَّاسٍ الْحَنْفِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ رُزَيْقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ

بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ هَذَا بَابٌ مِنْ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Amalah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berjuang pada jalan Allah. Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau.

(HR. Bukhari No. 5513)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More