Syahwat Sebagai Ilah: Nabi Yusuf Pilih Penjara daripada Seks Menyimpang

Jum'at, 29 Januari 2021 - 07:26 WIB
Ilustrasi/Ist
Tuhan lain yang paling populer pada setiap zaman ialah syahwat (seks). Demi memenuhi keinginan akan seks banyak orang yang tega melakukan apa saja yang dia rasa perlu. Orang yang sudah terlanjur mempertuhankan seks tidak akan bisa lagi melihat batas-batas kewajaran, sehingga ia akan melakukan apa saja demi kepuasan seks-nya.




Muhammad Imaduddin Abdulrahim (1931-2008) dalam buku Kuliah Tauhid yang diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB (1980) menyebut contoh-contoh dalam sejarah mengenai hal ini cukup banyak, sehingga Allah mewahyukan riwayat yang sangat rinci tentang Nabi Yusuf yang telah berjaya menaklukkan godaan seks.

Nabi Yusuf dipujikan dalam al-Qur'an sebagai seorang yang telah berhasil menentukan pilihan yang tepat ketika dihadapkan dengan alternatif: pilih hidayah iman atau kemerdekaan. Beliau memilih nikmat Allah yang pertama, yaitu hidayah iman.

Dengan mengorbankan kemerdekaannya beliau memilih masuk penjara daripada mengorbankan imannya dengan tunduk kepada godaan keinginan syahwat isteri menteri, majikan beliau.



الَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

"Dia (Yusuf) berkata: "Hai Tuhanku! Penjara itu lebih kusukai dari pada mengikuti keinginan (syahwat) mereka, dan jika tidak Engkau jauhkan dari padaku tipu daya mereka, niscaya aku pun akan tergoda oleh mereka, sehingga aku menjadi orang-orang yang jahil." (QS Yusuf :33).

Dari ayat ini jelas betapa hebat tekanan seks pada seseorang yang sehat dan masih remaja seperti Yusuf ketika digoda oleh isteri majikan beliau yang cantik jelita. Dengan tauhid yang mantap beliau tidak sampai terjatuh ke lembah kehinaan.

Sajak "Aku"-nya Chairil Anwar yang sudah dikoreksi kiranya dapat dipakai untuk melukiskan pribadi Yusuf AS ini sebagai berikut:

AKU

Bila sampai waktuku

'Kumau tak seorang 'kan merayu

Tidak juga 'kau.

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini hamba Allah

Dari gumpalan darah

Merah

Biar peluru menembus kulitku

'Ku 'kan terus mengabdi

Mengabdi dan mengabdi

Hanya kepada-Mu

Ilahi Rabbi

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
cover top ayah
اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.

(QS. Al-Baqarah Ayat 285)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More