Nabi Adam Lupa Telah Berikan 40 Tahun Umurnya kepada Nabi Daud
Kamis, 02 Juli 2020 - 08:54 WIB
PARA ahli purbakala pada zaman ini menelusuri kota-kota yang lenyap dan sisa-sisa umat terdahulu agar mereka mengenal kehidupan nenek moyang, mengetahui keadaan dan kondisi mereka. Di samping minimnya informasi yang berhasil mereka gali, ia juga ilmu yang tidak murni sehingga tidak menampakkan hakikat dan tidak menyisir kabut kelam yang menyelimutinya. Ia tidak kuasa menyibak tabir masa lalu yang dalam dengan kepastian. (
)
Lain urusannya dengan kedatangan wahyu Allah untuk membawa berita orang-orang terdahulu. Hal itu merupakan kekayaan tak ternilai harganya, karena ia menyuguhkan sesuatu yang nyata dalam keadaan bersih dan murni. Ia adalah ilmu yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Mengenal lagi Maha Mengetahui, di mana tidak sesuatu pun di langit dan di bumi yang samar dari-Nya.
Sebagian ilmu ini tidak mungkin ditembus dengan jalan selain wahyu. Di antaranya, sebagian berita tentang bapak kita, Adam alaihi salam, tentang sebagian tabiat dan ciri-cirinya yang kita warisi darinya. Sebagaimana beliau menyampaikan kepada kita sebagian syariat untuknya dan untuk anak cucu sesudahnya.
Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, manakala Allah menciptakan Adam, Allah mengusap punggungnya, lalu dari punggung itu berjatuhan seluruh jiwa yang Allah akan menciptakannya dari anak cucunya sampai hari kiamat .
Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya. Kemudian mereka dihadapkan kepada Adam. Adam berkata, “Ya Rabbi, siapa mereka?”
Allah menjawab, “Mereka adalah anak cucumu”.
Lalu Adam melihat seorang laki-laki dari mereka. Dia mengagumi kilauan cahaya yang memancar di antara kedua matanya. Adam bertanya, “Ya Rabbi siapa ini?”
“Ini adalah laki-laki dari kalangan umat terakhir dari anak cucumu yang bernama Daud,” jawab Allah.
“Ya Rabbi, berapa Engkau beri dia umur?” tanya Adam.
“Enam puluh tahun,” jawab Allah.
“Ya Rabbi, tambahkan untuknya dari umurku empat puluh tahun,” ujar Adam. ( )
Manakala umur Adam telah habis, dia didatangi oleh Malaikat maut. Adam berkata, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun?”
“Bukankah engkau telah memberikannya kepada anakmu Daud?” jawab Malaikat.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Adam mengingkari, maka anak cucunya pun mengingkari. Adam dijadikan lupa, maka anak cucunya dijadikan lupa; dan Adam berbuat salah, maka anak cucunya berbuat salah."
Menurut Abu Isa ini adalah hadis hasan sahih. Ia telah diriwayatkan tidak dari satu jalan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. ( )
Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ketika Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh padanya, dia bersin, dia berkata 'Alhamdulillah', dia memuji Allah dengan izin-Nya.
Maka Tuhannya berfirman kepadanya, “Semoga Allah merahmatimu, wahai Adam. Pergilah kepada para Malaikat itu, sebagian mereka yang sedang duduk. Katakanlah, 'Assalamu'alaikum'.”
Mereka menjawab, 'Wa alaikas salamu warahmatihi'. Lalu Adam kembali kepada Tuhannya, dan Dia berfirman, “Sesungguhnya itu adalah penghormatanmu dan penghormatan anak-anakmu di antara mereka.”
Lalu Allah berfirman kepada Adam, sementara kedua tangan-Nya mengepal, “Pilih satu dari keduanya yang kamu kehendaki.”
Adam menjawab, “Aku memilih tangan kanan Tuhanku dan kedua tangan Tuhanku adalah kanan yang penuh berkah.” Kemudian Allah membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat Adam dan anak cucunya. Adam bertanya, “Ya Rabbi, siapa mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah anak cucumu.”
Ternyata umur semua manusia telah tertulis di antara kedua matanya. Di antara mereka terdapat seorang laki-laki yang paling cerah cahayanya atau termasuk yang paling terang cahayanya. Adam bertanya, “Ya Rabbi, siapa ini?”
Allah menjawab, “Ini adalah anakmu Daud dan Aku telah menulis umurnya empat puluh tahun.” Adam berkata, “Ya Rabbi, tambahkan umurnya.” Allah berfirman, “Itu yang telah Aku tuliskan untuknya.”
Adam berkata, “Ya Rabbi, aku memberikan umurku enam puluh tahun kepadanya.” Allah berfirman, “Itu urusanmu.”
Nabi SAW bersabda, "Lalu Adam diminta tinggal di Surga sekehendak Allah, kemudian dia diturunkan darinya. Maka Adam menghitung sendiri umurnya. Manakala Malaikat maut datang, Adam berkata kepadanya, 'Kamu telah tergesa-gesa. Aku telah diberi umur seribu tahun.’
Malaikat menjawab, ’Tidak, tetapi kamu telah memberikan enam puluh tahun umurmu kepada anakmu Daud.’
Lalu Adam mengingkari, maka anak cucunya mengingkari. Adam lupa, maka anak cucunya lupa. Dia berkata, ’Sejak saat itu diperintahkan untuk menulis dan saksi-saksi."
Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadis hasan gharib dari jalan ini. Ia telah diriwayatkan bukan dari satu jalan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari riwayat Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam."
Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya dalam Kitab Tafsir, bab dari surat Al-A'raf, 4/267. Lihat Shahih Sunan Tirmidzi, 3/52, no. 3282. Hadis kedua diriwayatkan oleh Tirmidzi di dalam Kitab Tafsir, bab dari surat Muawwidzatain, 4/453. Lihat Shahih Sunan Tirmidzi, 3/137, no. 3607.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Allah menciptakan Adam dalam keadaan sempurna dan lengkap. Tidak seperti yang diklaim oleh orang-orang yang tidak berilmu, bahwa manusia berevolusi dari hewan atau tumbuhan. Allah menciptakannya dari saat pertama dia diciptakan sebagai seorang yang berakal dan berbicara, dia memahami apa yang dikatakan kepadanya dan dia menjawab dengan benar.
Setelah ruh ditiupkan kepadanya, Adam bersin, maka dia memuji Allah Azza wa Jalla. Allah menjawabnya, "Semoga Allah merahmatimu, wahai Adam."
Allah telah mensyariatkan untuk Adam ketika berada di Surga dan anak cucunya agar ber-tahmid jika bersin dan didoakan rahmat jika telah mengucapkan tahmid. Dan Allah telah menjadikan salam sebagai penghormatan anak cucu dan keturunan sesudahnya.
Tentang usia, menurut Syaikh Umar Sulaiman, riwayat pertama lebih sahih. "Adam merasa umur Daud pendek, dia pun memohon kepada Allah agar menambah umur Daud. Allah menyatakan bahwa itulah umur yang ditetapkan untuk Daud. Lalu Adam memberikan sebagian umurnya kepada Daud untuk menggenapinya menjadi seratus," ujarnya.
Tampak dari hadis tersebut bahwa Allah memberitahu Adam tentang umur yang ditulis untuknya, bahwa dia akan hidup seribu tahun. Manakala umurnya telah mencapai seribu tahun kurang empat puluh, Malaikat maut datang kepada Adam untuk mencabut nyawanya.
Adam pun menyangkal keinginan Malaikat maut. Dia membantah Malaikat yang hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya tiba. Tampak pula dari hadis tersebut bahwa Adam menghitung sendiri umurnya tahun demi tahun. Maka Adam mengingkarinya karena lupa. Dan anak cucu Adam mewarisi sifat-sifat bapak mereka.
Selanjutnya Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor menyebut pelajaran dan faedah hadis ini.
1. Allah menciptakan Adam secara lengkap dan sempurna sejak awal penciptaannya. Dia tidak berkembang dan tidak berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dari satu ciptaan ke ciptaan yang lain.
Lain halnya dengan anak cucunya, Allah menciptakan mereka di dalam rahim ibu dalam bentuk setetes air, kemudian segumpal darah, kemudian seonggok daging, kemudian setelah dihembuskannya ruh, Dia menumbuhkannya sebagai makhluk lain.
2 Mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bapak kita, Adam, di antaranya adalah bersinnya Adam, ucapan ’alhamdulillah’, jawaban Allah kepadanya. (salamnya kepada para Malaikat, juga jawaban Malaikat kepadanya. Allah mengusap punggungnya dan peristiwa-peristiwa lain yang dikandung oleh hadis ini.
Orang yang bersin mengucapkan hamdalah. Orang yang mendengarnya mengucapkan, ….. dan penghormatan salam termasuk syariat alami (internasional) yang dimiliki oleh seluruh syariat, tidak khusus untuk satu umat tertentu dan itu termasuk warisan bapak mereka, Adam ‘Alaihi Salam.
3. Penetapan takdir. Allah mengetahui hamba-hambaNya pada masa azali dan Dia menulis hal itu di sisiNya. Dia menunjukkan kepada Adam tentang anak cucunya sesudahnya, dan umur setiap orang telah ditulis di antara kedua matanya.
4. Penetapan dua Tangan bagi Allah dan Dia menggenggam keduanya, kapan Dia berkehendak dan bagaimana Dia berkehendak tanpa takyif (bertanya bagaimana) dan ta'thil (mengingkari). Tiada sesuatu pun yang menyerupai Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
5. Keutamaan Nabiyullah Daud dan besarnya iman yang dimilikinya dibuktikan dengan kuatnya cahaya di antara kedua matanya.
6. Kemampuan Adam berhitung. Dia menghitung tahun-tahun umurnya. Dia mengetahui umurnya yang telah berlalu dan yang tersisa. Dia membantah Malaikat
maut ketika hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya sempurna.
7. Keterangan tentang umur Adam. Dia hidup seribu tahun. Ini merupakan pelurusan terhadap keterangan Taurat, yang disebutkan di dalam Ishah kelima buku penciptaan bahwa umurnya adalah 930 tahun. Yang benar adalah yang disebutkan oleh hadis. Hadis ini juga menjelaskan umur Daud.
8. Tabiat Adam dan anak cucunya adalah pengingkaran dan kelupaan.
9. Disyariatkannya menulis dalam akad dan muamalat untuk mengantisipasi pengingkaran dan sifat lupa manusia. (
Lain urusannya dengan kedatangan wahyu Allah untuk membawa berita orang-orang terdahulu. Hal itu merupakan kekayaan tak ternilai harganya, karena ia menyuguhkan sesuatu yang nyata dalam keadaan bersih dan murni. Ia adalah ilmu yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Mengenal lagi Maha Mengetahui, di mana tidak sesuatu pun di langit dan di bumi yang samar dari-Nya.
Sebagian ilmu ini tidak mungkin ditembus dengan jalan selain wahyu. Di antaranya, sebagian berita tentang bapak kita, Adam alaihi salam, tentang sebagian tabiat dan ciri-cirinya yang kita warisi darinya. Sebagaimana beliau menyampaikan kepada kita sebagian syariat untuknya dan untuk anak cucu sesudahnya.
Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Abu Hurairah. Ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, manakala Allah menciptakan Adam, Allah mengusap punggungnya, lalu dari punggung itu berjatuhan seluruh jiwa yang Allah akan menciptakannya dari anak cucunya sampai hari kiamat .
Dan Allah menjadikan di antara kedua mata masing-masing orang kilauan cahaya. Kemudian mereka dihadapkan kepada Adam. Adam berkata, “Ya Rabbi, siapa mereka?”
Allah menjawab, “Mereka adalah anak cucumu”.
Lalu Adam melihat seorang laki-laki dari mereka. Dia mengagumi kilauan cahaya yang memancar di antara kedua matanya. Adam bertanya, “Ya Rabbi siapa ini?”
“Ini adalah laki-laki dari kalangan umat terakhir dari anak cucumu yang bernama Daud,” jawab Allah.
“Ya Rabbi, berapa Engkau beri dia umur?” tanya Adam.
“Enam puluh tahun,” jawab Allah.
“Ya Rabbi, tambahkan untuknya dari umurku empat puluh tahun,” ujar Adam. ( )
Manakala umur Adam telah habis, dia didatangi oleh Malaikat maut. Adam berkata, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun?”
“Bukankah engkau telah memberikannya kepada anakmu Daud?” jawab Malaikat.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Adam mengingkari, maka anak cucunya pun mengingkari. Adam dijadikan lupa, maka anak cucunya dijadikan lupa; dan Adam berbuat salah, maka anak cucunya berbuat salah."
Menurut Abu Isa ini adalah hadis hasan sahih. Ia telah diriwayatkan tidak dari satu jalan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. ( )
Tirmidzi juga meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ketika Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh padanya, dia bersin, dia berkata 'Alhamdulillah', dia memuji Allah dengan izin-Nya.
Maka Tuhannya berfirman kepadanya, “Semoga Allah merahmatimu, wahai Adam. Pergilah kepada para Malaikat itu, sebagian mereka yang sedang duduk. Katakanlah, 'Assalamu'alaikum'.”
Mereka menjawab, 'Wa alaikas salamu warahmatihi'. Lalu Adam kembali kepada Tuhannya, dan Dia berfirman, “Sesungguhnya itu adalah penghormatanmu dan penghormatan anak-anakmu di antara mereka.”
Lalu Allah berfirman kepada Adam, sementara kedua tangan-Nya mengepal, “Pilih satu dari keduanya yang kamu kehendaki.”
Adam menjawab, “Aku memilih tangan kanan Tuhanku dan kedua tangan Tuhanku adalah kanan yang penuh berkah.” Kemudian Allah membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat Adam dan anak cucunya. Adam bertanya, “Ya Rabbi, siapa mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah anak cucumu.”
Ternyata umur semua manusia telah tertulis di antara kedua matanya. Di antara mereka terdapat seorang laki-laki yang paling cerah cahayanya atau termasuk yang paling terang cahayanya. Adam bertanya, “Ya Rabbi, siapa ini?”
Allah menjawab, “Ini adalah anakmu Daud dan Aku telah menulis umurnya empat puluh tahun.” Adam berkata, “Ya Rabbi, tambahkan umurnya.” Allah berfirman, “Itu yang telah Aku tuliskan untuknya.”
Adam berkata, “Ya Rabbi, aku memberikan umurku enam puluh tahun kepadanya.” Allah berfirman, “Itu urusanmu.”
Nabi SAW bersabda, "Lalu Adam diminta tinggal di Surga sekehendak Allah, kemudian dia diturunkan darinya. Maka Adam menghitung sendiri umurnya. Manakala Malaikat maut datang, Adam berkata kepadanya, 'Kamu telah tergesa-gesa. Aku telah diberi umur seribu tahun.’
Malaikat menjawab, ’Tidak, tetapi kamu telah memberikan enam puluh tahun umurmu kepada anakmu Daud.’
Lalu Adam mengingkari, maka anak cucunya mengingkari. Adam lupa, maka anak cucunya lupa. Dia berkata, ’Sejak saat itu diperintahkan untuk menulis dan saksi-saksi."
Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadis hasan gharib dari jalan ini. Ia telah diriwayatkan bukan dari satu jalan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari riwayat Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam."
Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya dalam Kitab Tafsir, bab dari surat Al-A'raf, 4/267. Lihat Shahih Sunan Tirmidzi, 3/52, no. 3282. Hadis kedua diriwayatkan oleh Tirmidzi di dalam Kitab Tafsir, bab dari surat Muawwidzatain, 4/453. Lihat Shahih Sunan Tirmidzi, 3/137, no. 3607.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Allah menciptakan Adam dalam keadaan sempurna dan lengkap. Tidak seperti yang diklaim oleh orang-orang yang tidak berilmu, bahwa manusia berevolusi dari hewan atau tumbuhan. Allah menciptakannya dari saat pertama dia diciptakan sebagai seorang yang berakal dan berbicara, dia memahami apa yang dikatakan kepadanya dan dia menjawab dengan benar.
Setelah ruh ditiupkan kepadanya, Adam bersin, maka dia memuji Allah Azza wa Jalla. Allah menjawabnya, "Semoga Allah merahmatimu, wahai Adam."
Allah telah mensyariatkan untuk Adam ketika berada di Surga dan anak cucunya agar ber-tahmid jika bersin dan didoakan rahmat jika telah mengucapkan tahmid. Dan Allah telah menjadikan salam sebagai penghormatan anak cucu dan keturunan sesudahnya.
Tentang usia, menurut Syaikh Umar Sulaiman, riwayat pertama lebih sahih. "Adam merasa umur Daud pendek, dia pun memohon kepada Allah agar menambah umur Daud. Allah menyatakan bahwa itulah umur yang ditetapkan untuk Daud. Lalu Adam memberikan sebagian umurnya kepada Daud untuk menggenapinya menjadi seratus," ujarnya.
Tampak dari hadis tersebut bahwa Allah memberitahu Adam tentang umur yang ditulis untuknya, bahwa dia akan hidup seribu tahun. Manakala umurnya telah mencapai seribu tahun kurang empat puluh, Malaikat maut datang kepada Adam untuk mencabut nyawanya.
Adam pun menyangkal keinginan Malaikat maut. Dia membantah Malaikat yang hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya tiba. Tampak pula dari hadis tersebut bahwa Adam menghitung sendiri umurnya tahun demi tahun. Maka Adam mengingkarinya karena lupa. Dan anak cucu Adam mewarisi sifat-sifat bapak mereka.
Selanjutnya Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor menyebut pelajaran dan faedah hadis ini.
1. Allah menciptakan Adam secara lengkap dan sempurna sejak awal penciptaannya. Dia tidak berkembang dan tidak berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dari satu ciptaan ke ciptaan yang lain.
Lain halnya dengan anak cucunya, Allah menciptakan mereka di dalam rahim ibu dalam bentuk setetes air, kemudian segumpal darah, kemudian seonggok daging, kemudian setelah dihembuskannya ruh, Dia menumbuhkannya sebagai makhluk lain.
2 Mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bapak kita, Adam, di antaranya adalah bersinnya Adam, ucapan ’alhamdulillah’, jawaban Allah kepadanya. (salamnya kepada para Malaikat, juga jawaban Malaikat kepadanya. Allah mengusap punggungnya dan peristiwa-peristiwa lain yang dikandung oleh hadis ini.
Orang yang bersin mengucapkan hamdalah. Orang yang mendengarnya mengucapkan, ….. dan penghormatan salam termasuk syariat alami (internasional) yang dimiliki oleh seluruh syariat, tidak khusus untuk satu umat tertentu dan itu termasuk warisan bapak mereka, Adam ‘Alaihi Salam.
3. Penetapan takdir. Allah mengetahui hamba-hambaNya pada masa azali dan Dia menulis hal itu di sisiNya. Dia menunjukkan kepada Adam tentang anak cucunya sesudahnya, dan umur setiap orang telah ditulis di antara kedua matanya.
4. Penetapan dua Tangan bagi Allah dan Dia menggenggam keduanya, kapan Dia berkehendak dan bagaimana Dia berkehendak tanpa takyif (bertanya bagaimana) dan ta'thil (mengingkari). Tiada sesuatu pun yang menyerupai Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
5. Keutamaan Nabiyullah Daud dan besarnya iman yang dimilikinya dibuktikan dengan kuatnya cahaya di antara kedua matanya.
6. Kemampuan Adam berhitung. Dia menghitung tahun-tahun umurnya. Dia mengetahui umurnya yang telah berlalu dan yang tersisa. Dia membantah Malaikat
maut ketika hendak mencabut nyawanya sebelum ajalnya sempurna.
7. Keterangan tentang umur Adam. Dia hidup seribu tahun. Ini merupakan pelurusan terhadap keterangan Taurat, yang disebutkan di dalam Ishah kelima buku penciptaan bahwa umurnya adalah 930 tahun. Yang benar adalah yang disebutkan oleh hadis. Hadis ini juga menjelaskan umur Daud.
8. Tabiat Adam dan anak cucunya adalah pengingkaran dan kelupaan.
9. Disyariatkannya menulis dalam akad dan muamalat untuk mengantisipasi pengingkaran dan sifat lupa manusia. (
(mhy)