Begini Cara Abdurrahman bin Auf Tetapkan Utsman sebagai Pengganti Umar bin Khattab
loading...
A
A
A
Baca juga: Kekayaan Abdurrahman bin Auf Kebangetan Capai 72.000 Triliun, Elon Musk dan Jeff Bezos Lewat!
Tatkala musyawarah sudah dimulai, terjadi perdebatan sengit di antara mereka dan ada yang dengan suara keras demikian rupa, sehingga terkesan oleh Abu Talhah al-Ansari bahwa perselisihan mereka sudah makin memuncak.
Ia masuk dan berkata kepada mereka: "Saya lebih ngeri melihat kalian saling dorong daripada saling bersaing. Demi Allah, saya tidak akan menambah dari tiga hari yang sudah diperintahkan kepada kalian. Setelah itu saya akan tinggal di rumah dan akan melihat apa yang kalian kerjakan!"
Menurut Haekal, ada sumber yang menyebutkan bahwa perdebatan sengit ini berlangsung selama dua hari berturut-turut, yang kemudian Abdur-Rahman bin Auf dapat mengatasi dengan sebuah usul sehingga dapat meredakan suasana dan berakhir dengan mencapai tujuan seperti yang diharapkan.
Sumber lain menuturkan bahwa Abdur-Rahman bin Auf sudah dapat mengatasi perselisihan itu sejak hari pertama, dan dengan kebijaksanaannya ia mampu menyelesaikannya dengan baik.
Mana pun dari kedua sumber itu yang benar, namun Abdur-Rahman bin Auf berkata kepada mereka yang bersidang: "Siapa di antara kalian yang paling utama akan ditampilkan untuk dikukuhkan memegang pimpinan?"
Mereka yang hadir melihat keheranan kepadanya dan tak seorang pun yang menjawab. Bagaimana akan menjawab sementara pimpinan sedang dipertentangkan antara Banu Hasyim dan kaum Quraisy yang lain!
Kata Abdur-Rahman lagi: "Saya tidak mencalonkan diri," dijawab oleh Utsman: "Saya yang pertama setuju." Sa'ad dan Zubair juga berkata: "Kami setuju." Tetapi Ali bin Abi Thalib diam.
Oleh Abdur-Rahman ia ditanya: "Abul-Hasan, bagaimana pendapat Anda?"
Ali menjawab: "Berjanjilah Anda akan lebih mengutamakan kebenaran, tidak memperturutkan nafsu, tidak mengkhususkan pertalian kerabat dan tidak mengabaikan bimbingan bagi umat."
Soalnya karena Abdur-Rahman masih ipar Utsman bin Affan dan sepupu Sa'ad bin Abi Waqqas. Oleh karenanya Ali khawatir ia akan mengutamakan Utsman.
Akan tetapi begitu Abdur-Rahman mendengar kata-kata Ali itu ia berkata: "Berjanjilah kalian bahwa kalian akan mendukung saya dalam mengadakan perubahan dan menyetujui orang yang saya pilihkan, dan saya berjanji kepada Allah tidak akan mengutamakan kerabat dan tidak akan mengabaikan bimbingan kepada umat Muslimin."
Dengan demikian ia berjanji kepada mereka dan mereka pun setuju.
Abdur-Rahman menarik diri dari kedudukannya yang dicalonkan oleh Umar, dan perhatiannya hanya tertuju untuk mempersatukan Muslimin atas siapa saja orang yang dipilih memegang pimpinan.
Oleh karena itu ia melangkah untuk memperkecil lingkaran para calon itu, sebab dia tahu bahwa pada saat itu hanya tinggal Ali dan Utsman yang dipersaingkan dan ia khawatir mereka akan berselisih.
Ia mulai berusaha membatasi pencalonan hanya pada kedua tokoh itu. Dalam hal ini langkah pertamanya ia mengajak Ali berbicara empat mata. "Anda berkata," kata Abdur-Rahman, "bahwa dalam hal ini Anda lebih berhak dimasukkan dalam kewenangan daripada mereka karena kekerabatan Anda, karena Anda sudah lebih dulu dalam Islam serta jasa baik Anda dalam agama. Memang demikianlah adanya. Tetapi bagaimana seandainya Anda terlewatkan dan dalam hal ini Anda tidak termasuk, siapa di antara mereka menurut hemat Anda yang lebih berhak?"
Dijawab oleh Ali: "Utsman!"
Tatkala musyawarah sudah dimulai, terjadi perdebatan sengit di antara mereka dan ada yang dengan suara keras demikian rupa, sehingga terkesan oleh Abu Talhah al-Ansari bahwa perselisihan mereka sudah makin memuncak.
Ia masuk dan berkata kepada mereka: "Saya lebih ngeri melihat kalian saling dorong daripada saling bersaing. Demi Allah, saya tidak akan menambah dari tiga hari yang sudah diperintahkan kepada kalian. Setelah itu saya akan tinggal di rumah dan akan melihat apa yang kalian kerjakan!"
Menurut Haekal, ada sumber yang menyebutkan bahwa perdebatan sengit ini berlangsung selama dua hari berturut-turut, yang kemudian Abdur-Rahman bin Auf dapat mengatasi dengan sebuah usul sehingga dapat meredakan suasana dan berakhir dengan mencapai tujuan seperti yang diharapkan.
Sumber lain menuturkan bahwa Abdur-Rahman bin Auf sudah dapat mengatasi perselisihan itu sejak hari pertama, dan dengan kebijaksanaannya ia mampu menyelesaikannya dengan baik.
Mana pun dari kedua sumber itu yang benar, namun Abdur-Rahman bin Auf berkata kepada mereka yang bersidang: "Siapa di antara kalian yang paling utama akan ditampilkan untuk dikukuhkan memegang pimpinan?"
Mereka yang hadir melihat keheranan kepadanya dan tak seorang pun yang menjawab. Bagaimana akan menjawab sementara pimpinan sedang dipertentangkan antara Banu Hasyim dan kaum Quraisy yang lain!
Kata Abdur-Rahman lagi: "Saya tidak mencalonkan diri," dijawab oleh Utsman: "Saya yang pertama setuju." Sa'ad dan Zubair juga berkata: "Kami setuju." Tetapi Ali bin Abi Thalib diam.
Oleh Abdur-Rahman ia ditanya: "Abul-Hasan, bagaimana pendapat Anda?"
Ali menjawab: "Berjanjilah Anda akan lebih mengutamakan kebenaran, tidak memperturutkan nafsu, tidak mengkhususkan pertalian kerabat dan tidak mengabaikan bimbingan bagi umat."
Soalnya karena Abdur-Rahman masih ipar Utsman bin Affan dan sepupu Sa'ad bin Abi Waqqas. Oleh karenanya Ali khawatir ia akan mengutamakan Utsman.
Akan tetapi begitu Abdur-Rahman mendengar kata-kata Ali itu ia berkata: "Berjanjilah kalian bahwa kalian akan mendukung saya dalam mengadakan perubahan dan menyetujui orang yang saya pilihkan, dan saya berjanji kepada Allah tidak akan mengutamakan kerabat dan tidak akan mengabaikan bimbingan kepada umat Muslimin."
Dengan demikian ia berjanji kepada mereka dan mereka pun setuju.
Abdur-Rahman menarik diri dari kedudukannya yang dicalonkan oleh Umar, dan perhatiannya hanya tertuju untuk mempersatukan Muslimin atas siapa saja orang yang dipilih memegang pimpinan.
Oleh karena itu ia melangkah untuk memperkecil lingkaran para calon itu, sebab dia tahu bahwa pada saat itu hanya tinggal Ali dan Utsman yang dipersaingkan dan ia khawatir mereka akan berselisih.
Ia mulai berusaha membatasi pencalonan hanya pada kedua tokoh itu. Dalam hal ini langkah pertamanya ia mengajak Ali berbicara empat mata. "Anda berkata," kata Abdur-Rahman, "bahwa dalam hal ini Anda lebih berhak dimasukkan dalam kewenangan daripada mereka karena kekerabatan Anda, karena Anda sudah lebih dulu dalam Islam serta jasa baik Anda dalam agama. Memang demikianlah adanya. Tetapi bagaimana seandainya Anda terlewatkan dan dalam hal ini Anda tidak termasuk, siapa di antara mereka menurut hemat Anda yang lebih berhak?"
Dijawab oleh Ali: "Utsman!"