Teladan Sikap Wara Rasulullah dan Para Khulafaur Rasyidin
loading...
A
A
A
Terkadang bila didatangkan keju yang dibuat dari minyak atau mentega dia meminta izin kepada kaum muslimin dengan berkata: aku adalah orang Arab tidak dapat terus menerus memakan minyak."
Qotadah berkata: "Dahulu aku menjadi penanggung jawab baitul mal di masa pemerintahan Umar. Ketika menyapu baitul mal, kudapati sekeping dirham. Akupun memberikannya kepada Ibnu Umar (putra umar), lalu pulang. Tetapi kemudian datang utusan Umar memanggilku. Ketika tiba, sekeping dirham itu sudah berada ditangan Umar.
Umar berkata kepadaku: "Celaka engkau, apakah ada sesuatu atasku dalam dirimu?! ada masalah apa antara aku dan engkau?"
"Ada apa amirul mukminin?" tanya Qatadah.
"Apakah engkau ingin umat Muhammad menuntutku (di akhirat) karena sekeping dirham ini?" tegas Umar.
Teladan Utsman bin Affan
Dia adalah Abu Amar al-Umawi. Bergelar Zuu an-Nurain (pemilik dua cahaya –maksudnya yang menikahi dua putri Nabi-). Malaikat malu kepadanya. Dia yang mengumpulkan umat pada satu mushaf setelah berselisih. Yang menaklukan Khurasan dan Magrib. Termasuk dari generasi awal lagi jujur. Senantiasa menegakkan salat malam dan berpuasa. Yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dan yang dipersaksikan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. (
Dari Syarhabil bin Muslim bahwa Utsman menjamu orang-orang dengan makanan bangsawan, sementara dia sendiri masuk rumahnya dan makan (roti) campur zuka dan minyak.
Teladan Ali bin Abi Thalib
Nabi mempersaksikannya sebagai penghuni surga. Nabi berkata:
مَنْ كُنْتُ مَوْلاَهُ فَعَلِيٌ مَوْلاَهُ
"Siapa yang aku sebagai pelindung/pemimpinnya, maka Ali adalah pelindung/pemimpinnya."
Dan sabdanya:
(( أَنْتَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُوْن مِنْ مُوْسَى إِلاّ أَنَّهُ لاَ نَبِي بَعْدِي ))
"Engkau bagiku seperti posisi Nabi harun pada Nabi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku."
Sabdanya yang lain:
(( لاَ يُحِبُّكَ إِلاّ مُؤْمِن, وَلاَ يَبْغَضُكَ إِلاّ مُنَافِق ))
"Tidak ada yang mencintaimu kecuali dia itu seorang mukmin, dan tidak ada yang membencimu melainkan dia itu munafik."
Dari Abdullah bin Umair, dari seseorang yang berasal dari Tsaqif menceritakan bahwa Ali menugaskan Abdullah bin Umair memimpin daerah Akbari, bagian wilayah Kufah. Ali berkata kepadanya: "Salatlah zuhur di tempatku."
Qotadah berkata: "Dahulu aku menjadi penanggung jawab baitul mal di masa pemerintahan Umar. Ketika menyapu baitul mal, kudapati sekeping dirham. Akupun memberikannya kepada Ibnu Umar (putra umar), lalu pulang. Tetapi kemudian datang utusan Umar memanggilku. Ketika tiba, sekeping dirham itu sudah berada ditangan Umar.
Umar berkata kepadaku: "Celaka engkau, apakah ada sesuatu atasku dalam dirimu?! ada masalah apa antara aku dan engkau?"
"Ada apa amirul mukminin?" tanya Qatadah.
"Apakah engkau ingin umat Muhammad menuntutku (di akhirat) karena sekeping dirham ini?" tegas Umar.
Teladan Utsman bin Affan
Dia adalah Abu Amar al-Umawi. Bergelar Zuu an-Nurain (pemilik dua cahaya –maksudnya yang menikahi dua putri Nabi-). Malaikat malu kepadanya. Dia yang mengumpulkan umat pada satu mushaf setelah berselisih. Yang menaklukan Khurasan dan Magrib. Termasuk dari generasi awal lagi jujur. Senantiasa menegakkan salat malam dan berpuasa. Yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dan yang dipersaksikan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. (
Dari Syarhabil bin Muslim bahwa Utsman menjamu orang-orang dengan makanan bangsawan, sementara dia sendiri masuk rumahnya dan makan (roti) campur zuka dan minyak.
Teladan Ali bin Abi Thalib
Nabi mempersaksikannya sebagai penghuni surga. Nabi berkata:
مَنْ كُنْتُ مَوْلاَهُ فَعَلِيٌ مَوْلاَهُ
"Siapa yang aku sebagai pelindung/pemimpinnya, maka Ali adalah pelindung/pemimpinnya."
Dan sabdanya:
(( أَنْتَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُوْن مِنْ مُوْسَى إِلاّ أَنَّهُ لاَ نَبِي بَعْدِي ))
"Engkau bagiku seperti posisi Nabi harun pada Nabi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku."
Sabdanya yang lain:
(( لاَ يُحِبُّكَ إِلاّ مُؤْمِن, وَلاَ يَبْغَضُكَ إِلاّ مُنَافِق ))
"Tidak ada yang mencintaimu kecuali dia itu seorang mukmin, dan tidak ada yang membencimu melainkan dia itu munafik."
Dari Abdullah bin Umair, dari seseorang yang berasal dari Tsaqif menceritakan bahwa Ali menugaskan Abdullah bin Umair memimpin daerah Akbari, bagian wilayah Kufah. Ali berkata kepadanya: "Salatlah zuhur di tempatku."